Sehingga ke hari ini, setelah merasai kehilangan, baru kau mulai menghargai pada setiap patah perkataan. Namun ianya tak kan dapat diundur lagi. Relakanlah semua itu berlalu. Kini aku ditemani sepi, meniti gelombang dalam kembara yang panjang. Doaku agar dapat di warnai semula warna-warna pelangi, ingin ku pujuk hati ini yang begitu lama menyusuri awan kelabu, biarkan ianya menjadi sebuah memori dan puisi.
Putera satu, ku tahu hatimu kecewa, cuba membendung kesedihanmu, namun kau tetap melemparkan sebuah senyuman menahan tangis. Wahai Putera Dua, dalam perjalananmu, cuma tinggal memori indah bersama kenangan-kenangan manis, kau harungi liku-liku dan simpang bersendirian tanpa aku di sisimu, mengertilah tentang nostalgia semalam dan erti kehadiran. Untuk Puteri Satu, usahlah berandaian kerna Allah itu maha melihat apa yang dilakukan dan kini tintaku bersulam kebiruan namun warna-warna kerinduan masih berkaca dalam ingatan, senyumanmu seringkali tersimpan di sudut hatiku. Kepada Puteri Dua, kau tetap lebarkan senyum biar pun cerita tentang dirimu berselimut di bilik misteri, kau rela terima seadanya. Aduhai Puteri Bongsu, aku termenung disudut kamar, menghitung jejak-jejak samar menghitung bintang-bintang dilangit, sedangkan kabus begitu jauh melewati jarak waktu yang tiada garisan pasti namun ku bawa rindu ke mana-mana.
Doaku akan kesejahteraan kalian, semoga berjaya, insya-ALLAH suatu masa nanti kita pasti bersatu. Sekalipun tak pasti bila ia tiba, jaga diri kalian dan sayangilah insan yag menyayangimu...
Doaku akan kesejahteraan kalian, semoga berjaya, insya-ALLAH suatu masa nanti kita pasti bersatu. Sekalipun tak pasti bila ia tiba, jaga diri kalian dan sayangilah insan yag menyayangimu...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan